Jumat, 25 November 2011

Tugas dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meingkatkan Kinerja Guru

BAB. I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Peranan Kepala sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sangat penting, karena dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya mutu pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah sebagai tulang punggung untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang dipimpinnya dituntut untuk berperan sebagai pembangkit semangat, mendorong, merintis dan memantapkan serta sekaligus sebagai administrator.


Dengan kata lain kepala sekolah adalah salah satu penggerak manajeman pendidikan yang berkualitas.
Untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas mengajar guru, banyak factor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah kepemimpinan kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan orang yang berperan penting dalam mengatur akitifitas proses belajar mengajar. Di samping itu kepala sekolah juga bertanggung jawab langsung pelaksanaan segala jenis dan bentuk peraturan atau tata tertib yang harus dilaksanakan baik oleh guru maupun oleh siswa. Kepala sekolah juga memegang peranan penting dan strategis dalam menjalankan roda pendidikan. Untuk itu kepala sekolah turut mempengaruhi keteladanan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah yang dipimpinnya.
Baik buruknya proses pendidikan di suatu sekolah banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah, sebab kepala sekolahlah orang yang paling bertanggung jawab atas segala sesuatunya yang sudah, sedang, dan yang akan terjadi di sekolah tersebut. Untuk itu bagaimana pola dan cara serta metode yang diterapkan kepala sekolah melalui kepemimpinanya akan mempengaruhi para guru untuk mengajar dan siswa untuk belajar. Efektivitas mengajar guru akan optimal jika kepala sekolah dapat mengatur dan membimbing guru-guru secara baik sehinga para guru dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab, memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan bawahannya sehingga tidak ada keluhan dalam menjalankan tugas dan kewajiban sehari-hari, harus menunjukkan kewibawaannya sehari-hari sehingga dapat diteladani dan dipatuhi oleh para guru maupun para siswa. Menetapkan dan sekaligus melaksanakan peraturan yang logis dan sistematis, dan dapat diterima oleh semua pihak yang terkait dalam peningkatan efektivitas mengajar guru.
Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah Depdiknas, ada beberapa komponen yang terdapat dalam diri kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai pendidik, kepala sekolah sebagai manager, dan kepala sekolah sebagai pemimpin. Aspek-aspek di atas haruslah dimiliki oleh seorang kepala sekolah.
Dari uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk memaparkan tentang bagaimana sebenarnya tugas dan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

B. Permasalahan
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permasalahan dibatasi hanya pada :
1. Apa tugas dan tanggung jawab kepala sekolah
2. Bagaimana Jadwal kerja kepala sekolah
3. Peranan Kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas mengajar guru.
4. Hal-hal yang perlu dihindari kepala sekolah dalam kepemimpinannya.
C. Tujuan
Dalam penulisan ini bertujuan untuk
1. Memaparkan peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru.
2. Memaparkan tugas dan tanggung jawap kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah.

D. Manfaat
Manfaat yang bisa diambil dari karya tulis ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah dalam pengembangan ilmu manajemen pada umumnya dan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan knierja guru di sekolah, sehingga mutu pendidikan di sekolah yang dipimpinnya dapat meningkat.

E. Metodologi
Metodologi penulisan berupa studi pustaka dari beberapa literatur dan dari berbagai sumber baik dari media cetak maupun media elektronik termasuk tekhnologi informasi.



BAB. II
PEMBAHASAN


1. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah

Kepala sekolah mempunyai tugas merencanakan, mengorganisasikan, mengawasi dan mengevaluasi seluruhkegiatan di sekolah dengan rincian sebagai berikut :
a. Mengatur proses belajar mengajar
dalam mengatur proses belajar mengajar di sekolah, kepala sekolah harus membuat ;
1. Program tahunan dan semester berdasarkan kalender pendidikan.
2. Jadwal pelajaran tahunan dan persemester termasuk penetapan jenis mata pelajaran atau keterampilan dan pembagian baru.
3. Program satuan pelajaran teori dan praktek berdasarkan buku kurikulum
4. Pelaksanaan jadwal satuan pelajaran teori dan praktek menurut alokasi waktu yang telah ditentukan dalam kalender pendidikan.
5. Pelaksanaan ulangan hasil evaluasi belajar untuk kenaikan kelas dan kelulusan.
6. Penyusunan kelompok siswa berdasrkan norma kepengurusan.
7. Penyusunan nama penilaian.
8. Laporan kemajuan hasil belajar siswa.
9. Penetapan dalam peningkatan proses belajar mengajar.
b. Mengatur adminstrasi kantor.
c. Mengatur administrasi siswa.
d. Mengatur administrasi pegawai.
e. Mengatur administrasi perlengkapan.
f. Mengatur administrasi keuangan
g Mengatur adminstrasi perpustakaan.
h. Mengatur administrasi kesiswaan.
i. Mengatur hubungan dengan masyarakat.



2. Jadwal kerja kepala sekolah

Agar kerja kepala sekolah dapat mencapai sasaran secara optimal,diperlukan adanya jadwal kerja kepala sekolah yang meliputi kegiatan-kegiatan rutin harian, mingguan, bulanan, catur wulan, semesteran dan tahunan. Adapun kegiatan tersebut antara lain :

A. Harian.
1. Memeriksa daftar hadir guru, tenaga tekhnis kependidkan dan tenaga tata usaha.
2. Mengatur dan memeriksa kegiatan 5 k di sekolah.
3. Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persipan lainya yang menunjang proses belajar mengajar.
4. Menyelesaikan surat-surat, menerima tamu dan menyelenggarakan pekerjaan kantor lainnya.
5. Mengatasi hambatan-hambatan terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar.
6. Mengatasi kasus yang berlangsung pada hari itu.
7. Memeriksa segala sesuatu menjelang kegiatan sekolah usai.

B. Kegiatan mingguan.
1. Melaksanakan upacara bendera setiap hari senin dan hari-hari istimewa lainnya.
2. Melaksanakan senam pagi pada hari tertentu sebelum kegiatan belajar di kelas.
3. Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat.
4. Mengadakan rapat mingguan guna membahas jalannya pelajaran dan kasus tertentu yang belum terselesaikan untuk menjadi bahan rencana kegiatan mingguan berikutnya.
5. Memeriksan keuangan sekolah.
6. Mengatur penyediaan keperluan perlengkapan kantor sekolah.

C. Kegiatan Bulanan
1. Pada awal bulan dilakukan kegiatan antara lain :
- Gaji pegawai dan guru, laporan bulanan, rencana keperluan sekolah, dan rencana bulanan lainnya.
- Melaksanakan pemeriksaan umum, antara lain :
a. Buku kelas.
b. Daftar hadir guru dan pegawai.
c. Kumpulan bahan evaluasi berikut analisisnya.
d. Kumpulan progam satuan pelajaran
e. Diagram daya serap siswa.
f. Daigram pencapaian kurikulum.
g. Program perbaikan dan pengadaan.
h. Buku bulanan pelaksanaan Bimbingan dan konseling.
- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa yang perlu diperhatikan, kasus yang perlu dikatahui dalam rangkaian kegiatan pembinaan siswa.
2. Pada akhir bulan dilakukan kegiatan antara lain :
- Penutupan buku.
- Pertanggung jawaban keuangan.
- Evaluasi terhadap persediaan dan penggunaan alat dan bahan praktek.
- Kegiatan catur wulan / semesteran, antara lain :
a. Menyelenggarakan perbaikan alat-alat sekolah bila diperlukan.
b. Menyelenggarakan pengisian daftar induk siswa / buku induk siswa.
c. Menyelenggarakan persiapan evaluasi catur wulan /semesteren termasuk kegiatan yang berupa :
1. kumpulan nilai ( Lagger )
2. Ketetapan nilai rapor
3. catatan tentang siswa yang perlu mendapat perhatian khusus.
4. pengisian nilai catur wulan / semesteran.
5. pembagian rapor.
6. pemanggilan orang tua siswa bila diperlukan untuk konsultasi.
- Menyelenggarakan evaluasi bimbingan dan konseling, UKS dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

D. Kegiatan Akhir Tahun Pelajaran.
Setiap akhir tahun pelajaran dilakukan kegiatan tertentu dalam rangka penutupan tahun pelajaran sekaligus melaksanakan kegiatan persiapan untuk tahun pelajaran yang akan datang. Kegiatan yang dimaksud antara lain :
1. Menyelenggarakan penutupan buku iventaris dan keuangan.
2. Menyelenggarakan persipan kenaikan kelas/ tingkat yang meliputi :
- Pengisian daftar nilai ( legger )
- Penyiapan bahan-bahan untuk rapat guru
- Pengisian rapor dan nilai Ebta
- Upacara akhir tahun pelajaran, kenaikan kelas, pembagian rapor, penyerahan STTB dan penglepasan kelulusan.
3. Menyelengarakan kegiatan Ebta
4. Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tahun pelajaran yang bersangkutan.
5. Menyelenggarakan penyusunan rencana keuangan tahun yang akan datang.
6. Menyelenggarakan penyusunan rencana perbaikan dan pemeliharaan sekolah dan alat bantu pendidikan.
7. Menyelenggarakan pembuatan laporan akhir tahun.
8. Melaksanakan kegiatan penerimaan siswa baru, yang meliputi kegiatan :
- Penyiapan formulir dan pengumuman penerimaan siswa baru.
- Pembentukan panitia penerimaan dan pendaftaran.
- Penyusunan syarat-syarat penerimaan dan pendaftaran.

E. Kegiatan Awal Tahun Pelajaran
Setiap awal tahun pelajaran dilakukan kegiatan tertentu yang berupa perencanaan kegiatan sekolah pada tahun ajaran yang kan datang meliputi :
1. Kebutuhan guru.
2. Pembagian tugas mengajar.
3. Program satuan pelajaran dan jadwal pelajaran.
4. Perlengkapan alat-alat dan bahan pelajaran.
5. Rapat guru.





3. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Manajemen sekolah saat ini memiliki kecenderungan kearah manajemen berbasis sekolah, sekolah harus mengikut sertakan masyarakat lokal dalam pengelolaanya untuk meningkatkan kualitas dan efiseinsinya. Kepemimpinan kepala sekolah harus diberdayakan, pemberdayaan berarti peningkatan kemampuan secara fungsional sehingga kepala sekolah mampu berperan sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. Dengan proses dan program pemberdayaan, kepala sekolah harus memiliki kinerja yang profesional dan fungsional. Kepala sekolah harus harus bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektiv. Sebagai manajer kepala sekolah harus dapat mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, uyang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawsan.
Dari segi kepemimpinan, kepala sekolah mungkin perlu mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal. Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan atau mendorong semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai yang luhur, sehingga semua unsur yang ada di sekolah ( guru, siswa, pegawai, orang tua siswa, masyarakat dll ) bersedia, tanpa paksaan , berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah. Ciri seseorang yang telah berhasil menerapkan gaya kepemimpinan transformasional ( luthans, 1995 ) adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan dirinya sebagai agen perubahan ( pembaruan).
2. Memiliki sifat pemberani.
3. Mempercayai orang lain.
4. Bertindak atas dasar sistem nilai bukan atas dasar kepentingan individu atau atas dasar kepentingan adan desakkan kroninya.
5. Meningkatkan kemampuan secara terus menerus sepanjang hayat.
6. Memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit, tidak jelas dan tidak menentu.
7. Memiliki visi ke depan.
Dalam era desentralisasi sekarang ini, kepala sekolah tidak layak lagi untuk takut mengambil insiatif dalam memimpin sekolahnya. Pengalaman kepemimpinan yang bersift top down seharusnya segera ditinggalkan. Pengalaman kepemimpinan kepala sekolah yang bersifat instruktif dan top down memang telah lama dipraktekkan di sebagian sekolah kita ketika era sentralistik masih berlangsung. Beberapa fenomena pendidikan persekolahan sebagai hasil dari model kepemimpinan instruktif dan top down dapat kita sebutkan antara lain sistem target pencapaian kurikulum, target jumlah kelulusan formula kelulusan siswa, dan adanya desain suatu proyek peningkatan kualitas sekolah yang harus dikaitkan dengan peningkatan nilai ujian akhir nasional secara instruktif. Keadaan ini berakibat pada terbelenggunya seorang kepala sekolah petunjuk pelaksanaan dan petunjuk tekhnis. Dampak negatifnya adalah tertutupnya sekolah pada proses pembaruan dan inovasi.
Kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan partisipatif transformasional memiliki kecenderungan untuk menghargai ide-ide baru, praktik-praktik baru dalam proses belajar mengajar di sekolahnya, dan dengan demikian sangat senang jika guru melaksanakan penelitian tindakan kelas ( classroom action research) karena dengan melakukan penelitian tindakan kelas, para guru akan merefleksi terhadap praktek pembelajaran yang selama ini dilakukan. manfaat positifnya ialah dapat ditemukannya solusi bagi persoalan keseharian yan dihapai oleh para guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Jika hal ini terjadi, berarti guru akan mampu memecahkan sendiri persoalan yang muncul dari praktik profesionalnya dan oleh karena itu mereka selalu dapat menngkatkan profesionalismenya secara berkelanjutan.

4. Hal Yang Perlu Dihindari dalam Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dengan memahami hal di atas, seyogyanya kepemimpinan kepala sekolah harus menghindari hal-hal berikut ini antara lain;
1. Menghindari terciptanya pola hubungan dengan guru yang hanya mengandalkan kekuasaan, sebaliknya perlu mengedapankan kerja sama fungsional
2. Menghindari diri dari one man show, sebaliknya harus menekankan pada kerja sama kesejawatan.
3. Menghindari terciptanya suasana kerja yang serba menakutkan, sebaliknya perlu menciptakan keadaan yang membuat semua guru percaya diri.
4. Menghindari diri dari wacana retorika, sebaliknya perlu membuktikan memiliki kemampuan untuk bekerja secara profesional.
5. Menghindarkan diri dari sifat dengki dan kebencian sebaliknya harus menumbuh kembangkan antusiasme kerja para guru.
6. Menghindarkan diri dari suka menyalahkan guru, tetapi harus membetulkan kesalahan guru.
7. Menghindarkan diri agar tidak menyebabkan pekerjaan guru menjadi membosankan, tetapi sebaliknya harus mampu membuat suasana kerja yang membuat guru tertarik dan betah melakukan pekerjaan.
Disamping dituntut untuk terus melakukan motovasi, seorang kepala sekolah harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kinerja guru. Menurut wahjosumijo ( 1999) mengemukakan pengertian motivasi sebagai konsep manajemen dalam kaitannya dengan kehidupan sekolah dan kepemimpinannya, adalah dorongan kerja yang timbul pada diri sendiri untuk berprilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Lebih lanjut Koswara (1993 ) mengemukakan keterkaitannya antara motivasi dan semangat kerja pegawai, motivasi merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu prilaku guna mencapai tujuan peningkatan prestasi kerja dirinya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pemimpin diperlukan pengetahuan dan kemampuan menciptakan situasi dan iklim kerja yang kondisif, sehingga menimbulkan motivasi pada guru. Selain memotivasi juga harus mampu memberikan suritauladan atau contoh yang baik kepada bawahannya, guna menumbuh kembangkan prestasi kerja bawahannya.



BAB. III
PENUTUP


1. Kesimpulan.

Jiwa kepemimpinan dan motivasi kepala sekolah sangat berperan dalam meningkatkan kinerja guru. Di samping itu penghargaan berupa perhatian pimpinan terhadap hasil kerja yang dicapai para guru, dengan ucapan yang menyejukkan dapat membuat guru lebih termotivasi.

Sudah seharusnya kepala sekolah memberikan rewards dan insentif bagi guru atau staf atas kontribusinya terhadap pengembangan sekolah, dan memberikan punishments bagi bawahan yang meremehkan kualitas, prestasi, standar dan nilai-nilai yang telah menjadi acuan secara nasional.

1 komentar:

Zamhuri mengatakan...

BAGUS DAPAT MENJADI PENYEGARAN BAGI PARA KEPALA SEKOLAH, DAN TAMBAHAN WAWASAN BAGI GURU DAN CALON KEPALA SEKOLAH

Posting Komentar